Hukum Nongkrong di Tepi Jalan, Ubah Jadi Lebih Bermakna

Temukan kami di Berbagai Platform

Facebook |Tiktok | Youtube

Untuk mengetahui berbagai karya dan informasi Warga Kampung Rekesan

Di Kampung Rekesan, nongkrong di tepi jalan memang sudah tidak begitu lazim. Namun demikian, tetap perlu adanya kebersamaan untuk membangun kesadaran agar kebiasaan yang kurang produktif bisa diminimalkan. Faktanya jika para pemuda lebih produktif, kampung Rekesan jauh lebih maju dan mandiri.

Sejalan dengan program itu, Islam telah memberikan teguran keras terhadap perilaku nongkrong yang unfaedah. Artikel ini akan membahas hukum nongkrong, bahayanya bagi pemuda, serta solusi untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.

Kegiatan Positif Pemuda agar tidak terkena hukum nongkrong
Kegiatan Pemuda Rekesan di Malam Lebaran. Doc Kampungrekesan.id

Hukum Nongkrong di Jalan Menurut Islam

Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di pinggir jalan.” (HR. Bukhari).

Para ulama menjelaskan bahwa hukum nongkrong di jalan tanpa keperluan adalah makruh hingga haram, terutama jika menimbulkan gangguan seperti:

  • Mengganggu lalu lintas

  • Melihat aurat orang yang lewat

  • Membuang waktu percuma

  • Menjadi tempat ghibah dan maksiat

Pemuda Kampung Rekesan harus menyadari bahwa kebiasaan ini bukan sekadar tradisi untuk menunjukkan eksistensi, tapi bisa mendatangkan dosa. Bahkan bisa saja akan mengarah kepada tindakan kriminal jika terus dibiasakan.

5 Dampak Buruk Nongkrong di Jalan

  1. Membuat Waktu Sia-sia
    Waktu adalah nikmat Allah yang harus diisi dengan kebaikan. Nongkrong berjam-jam tanpa tujuan jelas termasuk menyia-nyiakan waktu.

  2. Memicu Ghibah dan Adu Domba
    Kebanyakan obrolan saat nongkrong berisi gosip, fitnah, atau menggunjing orang lain. Ini jelas dilarang dalam Islam.

  3. Mengundang Perbuatan Maksiat
    Mulai dari merokok, minum minuman keras, pacaran haram, hingga perkelahian sering terjadi saat nongkrong di jalan.

  4. Mengganggu Kenyamanan Umum
    Suara berisik, sampah berserakan, dan menghalangi jalan adalah bentuk ketidakpedulian terhadap hak orang lain.

  5. Merusak Citra Diri
    Pemuda yang sering nongkrong dianggap tidak produktif dan kurang beradab.

Apa yang Harus Dilakukan Pemuda Kampung Rekesan?

  1. Ganti Nongkrong dengan Kegiatan Positif

    • Ikuti pengajian atau kajian Islam

    • Bergabung dengan karang taruna

    • Belajar keterampilan baru (bertani, berdagang, otomotif)

  2. Buat Komitmen Bersama
    Ajak teman-teman untuk saling mengingatkan agar tidak kembali ke kebiasaan buruk ini.

  3. Manfaatkan Media Sosial untuk Dakwah
    Daripada buat konten tidak bermanfaat, gunakan platform digital untuk menyebarkan kebaikan.

  4. Jadikan Masjid sebagai Pusat Aktivitas
    Masjid bukan hanya tempat shalat, tapi juga pusat belajar dan silaturahmi yang barokah.

Kisah Nyata: Pemuda yang Berubah karena Menghindari Nongkrong

Ada sekelompok pemuda berhasil mengubah kebiasaan nongkrong mereka dengan mendirikan kelas mengaji dan usaha kerajinan tangan. Ada juga yang membuat program konten dengan membersihkan sungai dan aliran air. Kini, mereka lebih produktif dan dihormati masyarakat.

Penutup: Nongkrong Boleh, Asal…

Nongkrong tidak selalu salah jika:
✅ Ada tujuan jelas (diskusi usaha, belajar kelompok)
✅ Tidak mengganggu orang lain
✅ Tidak melanggar syariat Islam

Pemuda Kampung Rekesan harus menjadi generasi yang bermanfaat, bukan sekadar pengisi jalanan. Mulai sekarang, tinggalkan nongkrong sia-sia dan isi waktu dengan hal yang lebih bermakna!

Dengan memahami hukum nongkrong dan dampaknya, semoga pemuda Kampung Rekesan bisa lebih bijak dalam menggunakan waktu. Ayo bangkit menjadi pemuda yang membawa perubahan! 🚀